Minggu, 18 Maret 2012

PROFIL USTADZ/AH IDEAL


PROFIL USTADZ/AH IDEAL

Keberhasilan aktifitas TPA banyak bergantung pada keberhasilan para ustadznya dalam mengemban misi TPA. Itulah sebabnya Islam sangat menghormati dan menghargai orang-orang yang mau bertugas sebagai pendidik (ustadz). Tentu saja agar berhasil dalam mendidik dan mengajar para santri, seorang ustads perlu berpegang pada nilai-nilai akhlak yang telah ditentukan oleh ajaran Islam. Sebab bila tidak:

Boleh
Ø jadi mereka berhasil dalam mengantarkan para santrinya pandai dalam membaca, menulis dan memahami Al Qur’an, tetapi sayang, banyak yang tidak mau mengamalkannya.

Pandai bicara tentang Al Qur’an, tetapi perilakunya hauh dari nilai-nilai Al Qur’an.
Ø

Otaknya pinter, tetapi perilakunya tidak bener.
Ø

Untuk itu setiap ustadz perlu memiliki akhlak yang terpuji, sesuai dengan pepatah : Guru = Digugu dan di tiru, bukan sebaliknya Guru = Wagu tur saru.

ETIKA USTADZ

1.Berjiwa Robbani.

a.Menjadikan Rob (Tuhan) sebagai tempat berangkat, tempat berpijak dan tempat kembali segala aktivitasnya.

b.Tujuan dan tingkah laku serta pola fikirnya senantiasa berpijak dari Allah, pada Allah, oleh Allah dan untuk Allah.

c.Senantiasa menyesuaikan diri dengan kehendak Allah.

d.Sungguh-sungguh berpegang pada wahyu-Nya.

e.Mengikuti Syariat-Nya.

f.Taat dan mengadi Allah.

g.Mengetahui sifat-sifat yang melekat pada Allah.


2.Niat yang benar dan ikhlas.

a.Hanya mencari Ridlo Allah semata.

b.Jika mendapat imbalan gaji/HR, dijadikan sarana (wasilah) untuk menuju lebih lebih tinggi lagi, yaitu keridloaan Allah.


3.Tawadlu’ (rendah hati).

a.Menjauhkan diri dari sifat riya’ (pamer), sombong, takabur, dan tinggi hati.

b.Membuka diri untuk selalu belajar baik dari sesama ustadz, maupun dari santri.


4.Khasyyah (Takut kepada Allah).

a.Senantiasa berusaha mengosongkan diri dari maksiyat kepada Allah.

b.Dihiasinya kebersihan hati dengan perbuatan terpuji.


5.Zuhud (Tidak materialis).

a.Tidak rakus terhadap dunia.

b.Mengutamakan hidup sederhana.

c.Harus berusaha untuk menjadi orang kaya tapi tidak pamer harta.


6.Sabar dan Tabah hati.

a.Tetap tekun membina para santri, walau bagaimanapun juga pola tingkahnya.

b.Tetap konsisten terhadap perjuangan, walau apapun tantangannya.


7.Menguasai bidangnya

a.Jika anda mengajarkan Al Qur’an, kuasilah ilmu-ilmu yang berkenaan dengan Al Qur’an, misalnya.
b.Jika anda mengajarkan pendidikan agama Islam, kuasilah pengetahuan sesuai dengan pendidikan para santri.

c.Jika anda membina bakat dan seni, milikilah keahlian dibidangnya.

d.Hindari kesan dari santri, anda dianggap sok pintar, padahal tak mengerti.


8.Tetap terus belajar.

a.Jika tidak tahu bertanyalah kepada ahlinya. Jika tidak menguasai bidang tertentu serahkan kepada ahlinya.

b.Jika ingin disenangi oleh santri, pandai-pandailah bergaul dengan santri.

c.Jika ingin pintar berdakwah, kuasailah teknik-teknik berdakwah yang baik dan benar.

d.Milikilah perpustakaan pribadi, tentang urusan dunia dan agama dan selalu menambah koleksinya ; buku, VCD, dsb.


9.Segera kembali kepada kebenaran.

a.Bila ternyata apa yang diyakini, yang dipedomani selama ini salah, tidak segan-segan untuk kembali kepada ajaran yang baik dan benar yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunah Nabi.

b.Bila terjadi perbedaan pendapat diantara sesama ustadz, harus saling menghargai.


10.Gemar bermusyawarah.

a.Kunci untuk mencapai kebenaran diantara pendapat yang berbeda.

b.Dengan bermusyawarah menghindari diri dari menang dan benar sendiri tanpa mengharai pendapat orang lain.

c.Ada 3 macam tipe manusia, yaitu:

1.Manusia seutuhnya ialah orang yang memiliki pendapat dan mau bermusyawarah

2.Setengah manusia ialah orang yang memiliki pendapat tapi tidak mau bermusyawarah, atau mau bermusyawarah tapi tidak punya pendapat.

3.Bukan sebagai manusia ialah orang tidak memiliki pendapat dan tidak mau bermusyawarah.


11.Mengedepankan kejujuran:

a.Jika tidak tahu katakan “saya tidak tahu” daripada sok tahu.

b.Jika tidak tahu, tanyakanlah kepada ahlinya.

c.Kejujuran adalah mata urang yang berlaku dimana-mana.

d.Ingat sekali kita berdusta, maka seumur hidup orang tidak akan percaya.


12.Bisa diteladani:

a.Seorang ustadz secara lansung siap untuk dijadikan contoh teladan yang baik bagi santrinya, bukan hanya sekedar menyampaikan contoh-contoh yang baik saja.

b.Bila menyusuh santrinya datang tepat pada waktunya, maka ustadzpun demikian pula, jangan sebaliknya.

c.Bila menyuruh santri untuk rapi, sopan dan hormat, maka ustadz harus memberikan contoh dahulu.


13.Bersikap adil:

a.Ustadz tidak boleh pilih kasih kepada para santri.

b.Bila ada santri yang berprestasi hargailah, bila ada santri yang salah tegurlah dan hukumlah dengan cara bijaksana.


14.Penyantun dan pema’af:

a.Bila ada santri yang bandel, nakal, nasehatilah dan ma’afkanlah kesalahannya.

b.Bersikaplah tegas dalam menegakkan kebenaran dan bersikap lembut dan kasih sayang dalam membina hubungan.


15.Mengetahui dan memahami tabiat santri.

a.Adanya pengetahuan yang mendalam mengenai watak dan tabiat para santrinya , adat kebiasaannya, pembawaannya, kencederungannya, lingkungannya, tidak perkembangannya rasa dan pola pikirannya, menyebabkan seorang ustadz tidak akan keliru dalam menghadapi para santri.

b.Ustadz akan bisa menyampaikan materi pelajarannya secara pasti dalam waktu yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan para santri.

c.Pelajarilah psikologi perkembangan anak dan remaja, bagaimana cara mengatasi santri yang bermasalah.


daftar pustaka:

Profil ustadz ideal, Drs. H.M. Budiyanto, AMM Kotagede, Yogyakarta, 2003

0 komentar:

Posting Komentar

Al Qur'an