Minggu, 07 Agustus 2011

Dia Adalah Pahlawan Kita

BUKU IQRO', Karya Besar K.H. As'ad Humam Rahimahullah
Kurun waktu 14 tahun  tidak terasa telah terlewati untuk mengingat kembali bapak penemu metode praktis membaca Al-Qur’an. Dimana karya besanya tidak hanya menjadi aset nasional, malah menjadi asset  negara-negara jiran, bahkan sampai ke Eropa dan belahan dunia lainnya.




Karya yang fenomenal itu tentu menjadi cambuk bagi generasi Qur’ani, khususnya para Sarjana praktisi Ilmu Al-Qur’an dan para da’i/ustadz serta  intelektual muslim, apalagi para “petualang politik Islam”  yang terkadang lebih suka mencari identitas Islam secara tematik belaka dengan tujuan komersial. Seberapa besar kita telah memeberikan konstribusi terhadap bangsa khususnya lingkungan masyaakat tempat tinggal kita dalam meningkatkan pemberdayaan anak dan cucu di masa sekarang dan di masa yan akan datang dalam hal membaca Al-Qur’an?

Tentu dimulai dari yang sederhana, berantas  dulu buta huruf Al-Qur’an. Dimana anak secara gradual bisa membaca Al-Qur’an dengan fasikh dan mengenal huruf serta barisnya. Lalu ditingkatkan pada kemampuan menerjemahkan kata perkata dan ayat perayat. Setelah itu baru ke penguasaan tafsir untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada kelebihan dan kekurangan dari metode Iqro karya besa KH. As’ad Humam. Kelebihannya, anak setelah belajar dengan metode Iqro  dapat lebh cepat membaca lafadz perlafadz, lalu ayat per ayat. Namun ada PR bagi para ustadz/ustadza,  bagaimana meminimalisir tingkat verbalistik anak (ia cakap membaca, namun masih banyak yang  tidak mengenal huruf)?

Demikian juga menjadi PR bagi para ulama dan intelek muslim, masih banyak pula umat yang begitu semangat menukil ayat-ayat tertentu untuk memback-upi kepentingannya, padahal bacaan dia masih blepotan, sedangkan retorika membahas suatu masalah begitu latah dengan dasar ayat-ayat Al-Qur’an yang hanya kutipan-kutipan kecil bahkan hanya berupa terjemah.

Sosok

Pria yang lahir tahun 1933 yang cacat fisik sejak remaja ini ternyata  sebagai penemu Metode Iqro yang menghebohkan banyak kalangan. Banyak para penguji  mencoba  mengadakan pengujian terhadap keakuratan  metode ini. Ternyata karena selain sererhana dengan metode iqro sangat mudah mempelajari Al-Qur’an.

Bagi kebanyakan umat Islam Indonesia, nama K.H. As’ad Humam sudah tidak asing lagi karena karyanya berupa metode praktis membaca Al-Qur’an serta lembaga pendidikan TKA (Taman Kanak-kanak Alqur’an) dan TPA (Taman Pendidikan AlQur’an) telah menyebar keseluruh Indonesia, ke Malaysia dan mancanegara lainnya. Bahkan di Malaysia metode Iqro ditetapkan sebagai kurikulum wajib di sekolah.

Sebelum K.H. As’ad Humam meluncurkan metode Iqro’ memang sudah ada metode membaca Al-Qur’an yang dimanfaatkan oleh umat islam Indonesia antara lain dalam metode Juz Amma, methode  Al-Banjary, methode Al-Barqy dan banyak methode lainnya.  K.H. As’ad Humam dalam menyusun karyanya ini juga berdasarkan metode yang saudah ada sebelumnya. Tetapi begitu metode Iqro  muncul, sekitar tahun 1988 langsung mendapat sambutan hangat masyarakat. Sebab metode yang digunakan juga praktis dan membuat anak kecil bisa cepat menbaca Al-Qur’an dengan fasih dan tartil, padahal sebelumnya anak-anak seusia TK umumnya belum bisa membaca Al-Qur’an.


Metode Iqro -Go Publik

Dari waktu kewaktu metode Iqro semakin memasyarakat. Bukan saja masyarakat sekitar yang memanfaatkannya, tetapi merembet masyarakat pelosok di DIY, berbagai daerah di luar YID, bahkan akhirnya merembet ke seluruh Indonesia. Yang mempermudah persebaran metode ini antara lain karena keihklasan K.H. As’ad Humam dan para anak buahnya di sekretariat Team Tadarus AMM Kota Gede, yang merupakan markas dan cikal bakal TKA/TPA sebagai realisasi pengajaran metode Iqro terhadap masyarakat yang datang dan ingin memanfaatkan  metode ini.

“Siapa yang ingin memanfaatkan metode ini kita layani dengan baik sebelumnya mereka kita jelaskan atau istilah menterengnya kita tatar, mengenai penggunaan metode ini sekaligus mengenai manajemen yang harus diperhatiakn dalam pengelolaan TKA/TPA. Setelah peneataran kita anggap cukup, orang yang datang kita beri buku Iqro'  untuk diamalkan didaerahnya  kata K.H. As’ad Humam kepada Panjimas pada suatu saat sambil menambahkan yang datang kesini untuk turut mengembangkan metodenya di seliruh Indonesia, termasuh mahasiswa.

Tak mengherankan kalu metode iqro berkembang pesat. Sampai saat ini (data penulis tahun 2007) tercatat 30 ribu TKA/ TPA. Dengan santri mencapai 6 juta lebih menerapkan metode ini. Bulan Juli tahun  1995  Presiden Soeharto mewisuda ribuan santri TKA/TPA. Wakil persiden juga melakukan hal yang serupa di Yogya dalam berbagai even misalnya MTQ juga acap menampilkan santri TKA yang mendemonstrasikan kemampuan mereka membaca Al-Qur’an.

Metode Iqro memang sudah diakui dan dimanfaatkan banyak orang. Pemerintah sendiri juga telah menganugrahkan  penghargaan kepada K.H. As’ad Humam atas hasil karyanya ini. Tahun 1991 Mentri Agama RI (waktu H Munawir Sjadzali MA. Menjadikan TKA /TPA yang didiriakn K.H. As’ad Humam di kampung Selokraman Kotagede Yogya sebagai balaii litbang LPTQ Nasional, yang berfungsi sebagai Balai Latihan dan pengembangan dan lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an.

Mengenang Sejarah

Meski K.H. As’ad Humam sudah tiada namun karya nyata dan hasil rintisannya masih ada. Sampai kapanpun diharapkan  tetep langgeng abadi, bahkan semakin berkemban. Seoga ini merupakan salahsatu amal jariyahnya  yang buaknya akan dipetik diakhir nanti.

Pada awal Februari  tahun 1996 dalam usia 63 tahun  sang penemu metode ini  K.H. As’ad Humam  telah dipanggil Allah SWT. Dan menghembuskan nafas terakhirnya  di Bulan Suci Ramadhan hari Jum’at(2/2) sekitar Pukul 11:30 memang, dimana sejak 14 Desember tahun l1995  ia  telah sakit dan pernah diopname di Rumahsakit Muhammadiyah Yogyakarta sekitar 2 bulan.  Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di mesjid Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia mengabdi.

Pada saat pelepasan menuju tempat peristirahatan terakhir jenazah bapak 6 anak dan kakek 10 benar-benar dikenang masyarakat luas baik masyarakat Indonesia maupun mancanegara.  Hal ini terbukti pada sambutan Menteri Agama RI yang saat itu Dr. H. Tarmizi Taher  yang dibacakan Kakanwil Daerah Istimewa Yogyakarta Muhda Hadisaputro SH pada  saat upacara pemakaman. Ia menjelaskan dalam pidatonya bahwa  Hasil karya K.H. As’ad Humam benar-benar sudah go internasional. Lebih lanjut oleh Menag  RI dijelaskan Metode Iqro selain sudah diterapkan di beberapa negara tetangga, semacam Malaysia, Singapura dan Brunai Darusalam.juga sudah diterjemaahkan kedalam berbagai bahasa, bahkan dilakukan penjagaan penggunaannya oleh kalangan muslimin di Amerika Serikat.

Menurut Meneg, K.H. As’ad Humam yang hanya lulusan kelas 2 MadrasahMualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setinggi SMP)  ini juga bisa disebut “pahlawan”, yakni pahlawan penjaga kelestarian Al-Qur’an dan pahlawan yang telah membebaskan jutaan anak Indonesia dari buta Al-Qur’an. “Berkat hasil karyanya ini jutaan anak muslim Indonesia dengan mudah mempelajari Al-Qur;an.

Oleh karenanya, bapak penemu metode baca Al-Qur’an yang cukup cemerlang ini, mari kita kirimi do’a semoga mendapatkan Jannatun Naim, dan karyanya bermanfaat sepanjang masa.

0 komentar:

Posting Komentar

Al Qur'an